ARUN: Charles Honoris Tidak Paham Tentang Pancasila Sebagai Dasar Negara

Foto: Sekretaris Jenderal DPP Advokasi Rakyat Untuk Nusantara (ARUN), Bob Hasan SH, MH
SUARA INDEPENDEN.COM, JAKARTA- Sekretaris Jenderal (Sekjend) DPP Advokasi Rakyat Untuk Nusantara (ARUN), Bob Hasan SH, MH menuturkan bahwa pernyataan yang dilontarkan anggota DPR RI dari PDI-P, Charles Honoris yang mengkritik Panglima TNI terkait penghinaan yang dilakukan oleh Australia merupakan ketidak pahaman tentang Pancasila sebagai dasar negara.

“Hal ini sudah menjadi realitas dikarenakan Pancasila sudah kehilangan rohnya. Sistem di Indonesia yang menjadikan Pancasila hanya untuk diingat sebagai dasar negara dan filosofis negara," ujarnya, Minggu (8/1/2017).

Bob menilai bahwa Charles Honoris tidak tau tentang kedudukan Pancasila atau bisa memang tidak mau mengetahui tentang hal tersebut.

“Ini bukti bahwa sistem kita telah kehilangan pijakan akibat dari Pancasila yang tidak lagi menjadi sumber dari segala sumber hukum. Sehingga seorang Charles Honoris yang tidak paham akan falsafah bangsa dengan sengaja mengatakan Panglima TNI lebay. Dan ini menjadi indikator bahwa kita telah jauh dari patron kemerdekaan yang berasaskan pada Pancasila,” paparnya.

Bob menambahkan, dia (Charles Honoris) perlu mendapat didikan tentang Pancasila, dan gagasan the founding father yang saat itu tidak hanya ingin memerdekakan Jawa, Sumatra tetapi pulau-pulau di Indonesia karena Pancasila. “Seorang Panglima TNI yang sudah sangat paham akan pakem bangsa ini sangatlah wajar jika mengambil keputusan tersebut. Karena hal itu merupakan penghinaan bagi bangsa ini,” kata Bob.

Diberitakan, sikap Panglima TNI yang langsung memutus kerjasama pelatihan militer Indonesia-Australia dinilai sebagai keputusan emosional yang bisa mengganggu hubungan baik kedua negara. Anggota Komisi I DPR, Charles Honoris mengungkapkan pemerintah seharusnya mengedepankan rasionalitas dalam mengambil keputusan.

“Pemerintah tidak boleh emosional dan harus kedepankan rasionalitas,” ungkapnya. Menurut Politikus‎ Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, Australia adalah mitra strategis bagi Indonesia, khususnya dalam bidang perdagangan dan pemberantasan terorisme. Ia pun berharap isu tersebut tidak dijadikan ajang pencitraan semata. “Agak lucu kalau kelakuan oknum serdadu dijadikan alasan untuk memutuskan kerja sama pertahanan. Saya harap Panglima TNI jangan jadikan isu ini untuk pencitraan saja,” tuturnya.

Charles mengaku sudah mendapat klarifikasi dari perwakilan Australia terkait pelecehan Pancasila tersebut. Menurut mereka, tindakan serdadu yang dianggap melecehkan lambang negara Indonesia itu bukan mewakili negara Australia. Selain itu, Pemerintah Australia sudah mengirimkan surat permohonan maaf kepada Panglima TNI.

Kata Charles, Pemerintah Australia juga telah melakukan investigasi serta menindak oknum prajurit yang diduga melakukan pelanggaran tersebut.

Sebagai informasi, TNI telah memutuskan kerjasama militer dengan Australia karena militer Australia tidak sopan. Mereka bahkan menghina lambang negara Indonesia, Pancasila yang mereka sebut Pancagila saat pelatihan militer berlangsung Atas sikap serdadu tersebut, TNI menarik guru Bahasa Indonesia yang mengajar di pelatihan itu dan menghentikan kerjasama militer dengan negara kangguru tersebut.


Minggu, 8 Januari 2016
Jurnalis: Suharno
Editor: Ginanda