Diduga Syarat Korupsi dan Mark Up, HIMMAH Sumut Minta Penegak Hukum Memeriksa Anggaran Sosialisasi KPU Sumut Goes to Campus dan Kerjasama KPU dengan LSM dan Organisasi Kepemudaan Sumatera Utara

Foto: Kantor KPU Sumut

SUARA INDEPENDEN. COM- Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Al Washliyah ( HIMMAH ) Sumatera Utara Abdul Razak Nasution meminta aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian untuk memeriksa anggaran sosialisasi KPU Sumatera Utara yang baru-baru ini dikaksanakan. Sosialisasi tersebut antara lain KPU Goes To Campus dan Kerjasama KPU dengan LSM/ Organisasi Kepemudaan Sumatera Utara. 


"Kita dengan tegas menyatakan kegiatan Sosialisasi-sosialisasi ini diduga ajang korupsi dan mark up bukan tanpa dasar. Kita sudah investigasi ke kantor KPU Sumut dan mengutus beberapa orang delegasi-delegasi sebagai peserta di beberapa kegiatan sosialisasi tersebut. Diantaranya anggaran sosialisasi kerjasama KPU dengan LSM/ Organisasi kepemudaan sebesar Rp 36 juta/ Kegiatan. Seharusnya KPU menyontohkan yang baik la ini malah sebaliknya. Belum lagi dugaan kecurangan lainnya yang dibuat KPU Sumut bukan tidak mungkin dengan anggaran Rp 855 Milyar sangat berpotensi syarat ajang kepntingan dan korupsi. Mari Kita suksesi pesta demokrasi yang sebentar lagi Kita gelar tapi pesta yang bersih la, jangan hanya KPU cakap sana -cakap sini mengajak masyarakat pemilu bersih, nyatanya dikapangan beda yang disampaikan dengan kenyataan." Terang Razak di Kanpus Universitas Negeri Medan Jalan Willem Iskandar. ( 28/5/2018).


Menurut Razak, Sebagai Lembaga independen yang menyelenggarakan Pemilihan, KPU Sumut  harus konsisten dalam menjalankan tugasnya. Maka dari itu Kita meminta aparat penegak hukum Kepolisian Daerah Sumatera Utara untuk mengusut kasus ini yakni memeriksa seluruh komisioner KPU Sumut khususnya yang mebidangi Kegiatan sosialisasi dan ketua KPU Sumut Mulia Banurea. Dan meminta KPU RI mengevaluasi, dan merekomndasi DKPP untuk mencopot Mulia Banurea dari jabatannya demi Sumut BERSIH sesuai dengan cita-cita KPU itu sendiri.


" Masih banyak lagi PR Kita dan kita jaga kekondusifitasan propinsi Kita ini . Mulia Banurea Kami pikir tidak berpreatasi,  sesuatu yang tidak berpreatasi tidak layak dipertahankan. " tutup Razak mengakhiri wawancara.











Senin, 28 Mei 2018.
Jurnalis: Rizki
Editor: Ahman