Foto: Gerardin Ferrari |
SUARA INDEPENDEN.COM, JAKARTA- orang lain tak boleh mendekatinya dengan kecaman, kritik, atau bahkan celaan? Ia adalah cinta terhadap diri sendiri. Hal itulah yang mendorong seseorang melakukan tindakan yang bodoh dan tak logis. Hal itu pula yang mendorong mereka bertindak dengan cara terhormat, tanpa kehilangan semangat kepahlawanan. Hal ini sama sekali bukanlah suatu teka-teki yang sulit dipecahkan. Ia kami namakan sebagai kehormatan diri manusia atau pribadinya. Atau penamaan lain. Karena ada sesuatu dalam diri setiap manusia tampak penting dan menuntut penghormatan. Setiap manusia merupakan sosok yang uni dalam karakteristiknya dan kepribadiannya. Sementara pendorong yang paling kuat dalam diri manusia adalah menjaga keunikan dirinya itu, mempertahankannya, dan membelanya dari setiap serangan terhadapnya.
Agar kita menjaga nilai manusiawi ini, saat kita berinteraksi dengan manusia, kita mesti memperhatikan dengan baik beberapa fakta dan selanjutnya kita bertindak sesuai dengan hal itu.
Fakta Pertama: kita semua, tanpa keucali, mencintai diri kita sendiri dan hal ini tidak berarti bahwa manusia seluruhnya egois. Namun mereka memeiliki sikap cinta terhadap diri mereka sendiri. Seandainya tak ada perasaan cinta kepada diri sendiri dalam diri kita dan kesungguha kita untuk menjaganya niscaya kita tak akan mencintai manusia. Problem yang membuat manusia egois adalah ketika menjadikan kecintaan kepada dirinya sebagai tujuan dan tak mencintai orang lain selain dirinya. Sementara menusia yang normal mencintai dirinya juga menghormati diri orang lain dan mencintainya.
Fakta Kedua: perhatian seseoramg terhadap dirinya lebih besar dari perhatiannya terhadap apapun. Maka, jika kita dapat menginvestasikan fakta ini dan memberikan perhatian kita kepadda orang lain, niscaya dengan itu kita telah membuat senang diri kita dengan orang lain dengan baik.
Fakta Ketiga: semua manusia yang berinteraksi dengan anda, ingin merasa bahwa ia penting bagi diri anda, dan ia berarti sesuatu. Oleh karena itu, Anda mesti memberikan perasaan penting bagi manusia, sekecil apapun perannya. Karena hal itu akan menjadi penggerak positif bagi mereka untuk berinteraksi dengan anda dengan cara yang benar anda senangi.
Fakta keempat: semua manusia yang berinteraksi dengan kita mempunyai keinginan kuat alam dirinya untuk menjadi manusia yang diterima oleh anda dan semua manusia. Karana perasaan manusia yang diterima oleh sesamanya akan membuat dirinya menerima dirinya. Dan semua manusia adalah tawanan rasa senang kepada dirinya.
Maka, Jika kita merasakan rasa lapar ini pada orang lain yang berinteraksi dengan kita, meskipun yang kita bentuk dalam partikular, niscaya kita akan dapat membuat mereka menyenangi kita, bersama kecintaan mereka terhadap diri mereka. Mereka akan memberi perhatiannya kepada kita seperti yang kita berikan kepada mereka. Percayalah orang yang anda ketahui mencintai dirinya serta menerima penghormatan dari orang lain, maka dia itulah yang mampu menjadi manusia dermawan dan penyanyang kepada orang lain.
Ditulis Oleh: Gerardin Ferrari
Lahir: Jakarta, 08 Januari 1993
Mahasiswa S2 Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta
Prodi: Ilmu Hukum
Minggu, 8 Januari 2017
Editor: Suharno