Foto: Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA), Aksi di depan istana Negara. |
Suara independen.com,Jakarta-
Puluhan ribu masa menamakan diri Komite Nasional Pembaruan Agraria
(KNPA) yang terdiri dari 38 organisasi termasuk di dalamnya Buruh,
Petani, nelayan, kaum miskin kota,Mahasiswa dan elemen masyarakat lainya
menggelar aksi di Istana Negara.
Aksi tersebut memperingati hari tani nasional dan
merupakan bentuk protes terhadap pemerintah JOKOWI-JK karena melihat
adanya salah urus serta ketidak keseriusan pemerintah dalam melaksanakan
Reforma Agraria sejati.
Kordinator Komite Nasional Pembaruan Agraria, Dewi Kartika,
mengatakan aksi memperingati hari tani ini untuk menuntut Jokowi-JK
melaksanakan reforma agrarian sejati, selesaikan konflik agraria di
Indonesia dan Bangun kekuatan rakyat untuk melaksanakan reforma agraria," ujar Kordinator Dewi Kartika Di depan istana Negara, Kammis (29/092016).
"Kita menuntut pemerintah jokowi JK untuk melaksanakan
reforma agraria sejati. Karena pelaksanaan reforma agrarian yang
dilakukan jokowi bukan atas kemauan rakyat. Hal ini terlihat reforma
agrarian jokowi-JK hanya melakukan redistribusi tanah dan sertifikasi
tanah.
Selain itu, semakin banyaknya konflik agraria di berbagai
daerah ini menandakan jokowi belum serius menyelesaikan permasalahan
agraria di Indonesia,"ujar Dewi.
Perwakilan petani yang diwakili, Serikat Petani Indonesia
yang diwaklili oleh Henry saragih mengatakan, bahwa saat ini hampir
seluruh petani di berbagai daerah tidak memiliki tanah karena telah
dialih fungsikan oleh perusahaan-perusahaan besar.
Selanjutnya dia juga mengkritisi tentang berjalannya reforma agraria dan kedaulatan pangan yang dilakukan jokowi.
"Jadi kita hari ini mengatakan, pak Jokowi, Anda harus
melakukan reformasi agraria dan kedaulatan pangan. Karena reforma
agraria yang dia bilang itu, justru yang terjadi adalah mendistribusikan
tanah-tanah ke perusahaan-perusahaan besar. Tanah yang 9 juta hektar
untuk petani itu justru mau dibagikan ke perusahaan-perusahaan besar,"
tegas Henry saragih.
Sebagai perwakilan Buruh yang diwakili, Michael Oncom
dari Konfederasi Perjuangan Buruh Indonesia (KPBI) juga menyerukan pada
seluruh buruh untuk mendukung para petani menlaksnakan reformasi
agraria sejati. Karena menurutnya jika kaum tani beserta keluarganya
mempunyai lahan garapan akan mampu memenuhi kehidupan dan meningkatkan
daya belinya sehingga Upah buruh tidak akan ditekan serendah-rendahnya.
“persoalan petani di pedesaan karena sangat erat kaitannya
dengan perjuangan hidup kaum buruh. Jika petani punya lahan garapan,
para petani tidak perlu terpaksa lari ke kota menjadi kuli dan buruh
industri. Berlimpahnya tenaga upahan di pusat-pusat industri yang
terbatas, membuat posisi tawar tenaga kerja menjadi lemah. Hukum
‘penawaran dan permintaan’ berlaku dalam skema pasar tenaga kerja.
Jumlah pencari kerja melebihi lapangan kerja yang bisa disediakan.
Disinilah kemudian politik upah murah, menekan upah buruh,” ujar
Sekretaris Jenderal KPBI.
Sebagai perwakilan mahasiswa yang diwakili oleh ketua
presidium GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), Chrisman Damanik,
mengatakan bahwa pentingya membangun kekuatan rakyat dalam mendorong
reforma agraria sejati berdasarkan UUPA dan cita-cita proklamasi.
Predium GMNI melihat bahwa Negara Indonesia telah dikepung oleh
kepentingan asing lewat Korporasi Multinasional dan Kebijakan
pemerintah yang pro-investasi yang makin manambah permasalahan agraria
di negeri ini.
“sudah saatnya buruh, petani, dan mahasiswa bersatu untuk
menjalin kekuatan bersama untuk menegakan berbagai kebijakan yang
berpihak terhadap rakyat dan mendorong pelaksanaan reforma agraria
sejati. Kami mengajak setiap elemen mahasiswa Indonesia untuk terjun
bersama rakyat untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Dan menuntut
Negara harus hadir menciptakan keadilan social melalui Reforma agraria
sejati menurut UUPA no 6 tahun 1960, Pancasila dan UUD45.
Mari kita wujudkan persatuan nasional untuk melaksanakan reforma agraria sejati,"tegas chrisman.
Aksi unjuk rasa tersebut berlangsung damai. Demonstrasi mendapat pengamanan ketat dari aparat kepolisian,"tutupnya.
Kammis, 29 September 2016
Jurnalis: M, Saddam
Editor: Ginanda