Muhammad Muda as, Inspirator Young Entrepeneur

Foto: Khusnul Khotimah Sahabat PIC (Positive Impact Center) Kota Salatiga
SUARA INDEPENDEN.COM, JAKARTA- Harus kita akui, di Indonesia pola pikir pemudanya memang sedikit terlambat mandiri. Memulai sesuatu setelah pendidikan selesai, terlalu fokus dengan satu tujuan. Kadang hal ini juga yang ditakutkan banyak orang tua ketika anaknya sekolah maka yang diharapkan hanya fokus di sekolah dengan menuruti dan memberikan segala fasilitas yang diinginkan tidak memikirkan sikap kemandirian yang akan didapatkan setelah lulus dari pendidikan. Bagi sebagian orang tua anak dikatakan sukses ketika bekerja di sebuah perusahaan yang memberikan gaji besar, memang tidak dapat dinafikan bahwa faktor ekonomi memberikan peran besar bagi kehidupan kita di Dunia, saat orang memiliki banyak harta orang tersebut bisa memiliki, memberi serta membeli apa yang diinginkan, inilah yang sebagian orang bisa dikatakan orang sukses adalah orang yang memiliki banyak harta tanpa dilihat bagaimana rekam jejak  yang telah diperjuangkan untuk menempuh sebuah kesuksesan.

Coba kita lihat rekam jejak Rasulullah yang sudah mandiri dengan menggembala kambing di usia 8 tahun, dan mulai berdagang ke luar negeri ketika berumur 12 tahun. Di usia 8 tahun dan hidup dalam asuhan pamannya, Abu Thalib, Nabi kita nabi Muhammad SAW dengan sukarela menggembala kambing tetangganya agar bisa hidup mandiri, setiap sore selepas menggembala Muhammad muda mendapat upah segenggam kurma. Upah itu digunakan untuk makan dan untuk keluarga pamannya. Di Usia 12 tahun, Muhammad muda menawarkan diri untuk membantu pamannya dalam sebuah perjalanan dagang ke Suriah.

Waktu Luang
Rasulullah SAW bersabda:
“ada dua nikmat (dari Allah SWT) yang kurang diperhatikan oleh banyak manusia, yaitu kesehatan dan waktu luang”.

Waktu luang bak boomerang yang dapat menjadi penyakit dan dapat membinasakan pikiran, akal serta potensi yang ada dalam diri kita, maka untuk mengatasi hal ini kita sebagai pemuda harus berupaya mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat seperti diskusi, membaca, menulis, berwirausaha, olahraga, maupun dengan mengikuti berbagai pelatihan atau seminar yang kelak bermanfaat bagi kehidupan kita di masa yang akan datang.

Ketika manusia tak beraktifitas sama sekali tentu hal ini yang menjadikan dia berfikir macam-macam karena tidak ada kejelasan apa yang akan dipikirkan, saat manusia tak beraktifitas pikiran akan menjadi beku, keruh, akalnya akan buntu, dan aktifitas dirinya akan lemah sehingga hatinya akan dikuasai bisikan dan pemikiran buruk yang dapat menciptakan pola pikir yang buruk juga.

Saat waktu luang biasanya pemuda lebih asyik dengan kegiatan seperti menongkrong dengan tujuan untuk sosialisasi dengan lingkungan sekitar. Dalam hal ini kita sebagai pemuda harus juga pandai dalam memilah milih teman bukan menjadi pribadi yang sombong namun lebih ke hati-hati saja dengan siapa kita bergaul. Boleh bergaul dengan siapa saja ketika kita yakin tidak akan terjerumus dalam lingkungan yang memberi dampak buruk kepada kita.

Rasulullah SAW bersabda: seorang manusia akan mengikuti agama teman dekatnya, maka hendaknya salah seorang di antara kamu melihat siapa yang di jadikan teman dekatnya (HR. Abu Dawud).

Pemuda takut Miskin
Pengertian Pemuda dalam UU No 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan adalah warga Negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 tahun – 30 tahun.

Ciri khas pemuda adalah semangatnya menyala-nyala sehingga kurang memiliki perhitungan. Banyak pemuda yang terjebak dalam kesenangan sesaat bahkan ada semboyan yang mungkin semua orang pasti ingin menikmatinya.
“muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga” Alhamdulillah…..

Hidup bahagia, bersenang-senang di waktu masih muda nongkrong di sana sini, tua banyak uang segalanya telah termiliki mobil iya, rumah iya vila iya, tabungan hari tua banyak kelak mati masuk surga. WOW

Hidup itu nggak instan tidak ada kebahagian hakiki manusia kecuali kita mau bersyukur, untuk mempunyai banyak uang saja kita harus  menabung terlebih dahulu kecuali ada uang segepok jatuh. Tapi inilah yang jadi problematika pemuda sekarang kebahagian hakiki adalah ketika kita memiliki banyak uang entah itu didapatkan dari mana halal haram tanpa dipedulikan. Namun kita sebagai pemuda jangan takut miskin sesungguhnya Allah telah memberikan rizeki di manapun ketika kita mau bergerak.

Seperti dalam firman Allah Q.S Al Jumuah ayat 10 Juz 28
“Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah di muka bumi dan carilah karunia Allah. Dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”.
Kisah sang Inspirator

Muhammad muda  adalah seorang pedagang. Muhammad muda berdagang agar bisa hidup mandiri sekaligus belajar mengenal dunia bisnis. Saat masih umur  12 tahun , Muhammad muda ikut ke Suriah untuk membantu pamannya, Abu tholib berdagang. Walau masih belia, Muhammad muda ulet dalam berdagang dan penuh dedikasi. Karakternya lembut, jujur, adil, dan simpatik tidak pernah sama sekali pun Muhammad muda berbohong atau menipu timbangan, bahkan kekurangan barang dagangan Muhammad muda jelaskan dengan terbuka.

Muhammad muda tidak pernah menyakiti hati para pembelinya, apalagi memainkan harga dengan melakukan monopoli. Muhammad muda dengan sepenuh hati menjalankan profesinya sebagai pedagang. Tak heran jika kemudian Muhammad muda di kenal baik kotanya dan di kota tetangganya. Dengan akhlak yang baik serta kepiawaiannya dalam memasarkan dagangannya, Muhammad muda selalu membawa keuntungan berlimpah bagi pemilik barang yang Muhammad muda jual.

Saat berumur 25 tahun, Muhammad muda dipercaya sebagai pimpinan ekspedisi dagang sebuah perusahaan multinasional milik Khadijah binti Khuwalid  seorang wanita yang sangat terhormat di kalangan masyarakat mekkah. Karena akhlaknya yang mulia dan dedikasinya yang begitu besar terhadap profesinya, sepulang menjalankan pekerjaannya ke Suriah, Muhammad muda dilamar oleh Khadijah.

Profesi lain saat masih muda adalah penggembala kambing ketika berumur delapan tahun Muhammad muda sudah menggembala kambing milik Ibnu Abi Mu’ith. Muhammad muda menggembala kambing dengan penuh tanggung jawab saat itulah Muhammad muda belajar rendah hati, salah satu sifat yang kelak banyak mempesona pengikut dan musuh-musuhnya. Kemuliaan yang didapat saat dewasa yang Muhammad muda bangun dari pekerjaan kebanyakan orang berfikir jauh dari kata membanggakan yaitu dengan mengembala kambing, tapi Muhammad muda mengerti kemuliaan didapat bukan dari profesi yang dilakoni melainkan dari kesungguhan menjaga amanah dan memberikan yang terbaik untuk pekerjaanya. 

Seorang wanita sholeha, Hafsah binti Sirrin berkata: 

“Wahai pemuda, bekerjalah! Masa mudamu
 adalah masa untuk bekerja dan berkarya.
Di kutip dari
Halaqah cinta
Oase 

Ditulis: Khusnul Khotimah
Sahabat PIC (Positive Impact Center) Kota Salatiga

Senin, 19 Desember 2016
Editor: Suharno