Ketegangan Kembali Terjadi Dalam Penyelenggarakan Rapat Anggota Komisariat HMI Cirendeu


SUARA INDEPENDEN. COM- Menjelang pelaksanaan Rapat Anggota Komisariat (RAK) HMI Komisariat Cirendeu kemarin terjadi suatu keadaan yang tidak biasa, dimana panitia pelaksana Rapat Anggota Komisariat (RAK) HMI Komisariat Cirendeu tiba-tiba menghilang didetik-detik akhir waktu pelaksanaan RAK tersebut.  Hilangnya kepanitiaan tersebut membuat peserta yang telah datang ketempat acara RAK tersebut kebingungan dan menimbulkan berbagai spekulasi atas hilangnya Panitia pelaksana yang dibentuk dalam rapat persiapan pembentukan panitia Rapat Anggota Komisariat (RAK) pada hari kamis tanggal 21 Desember 2017 yang lalu.


Terjadi banyak keanehan dalam hilangnya panitia pelaksana RAK tersebut, misalnya, semua anggota kepanitiaan RAK secara tiba-tiba tidak dapat dihubungi. Hanya dua anggota dari kepanitiaan RAK yang hadir, itupun bukan panitia inti, mereka adalah Lutfiadi sebagai Humas dan Afrizal sebagai Perlengkapan. Tidak hanya itu, keanehan juga terjadi kepada ketua umum HMI Komisariat Cirendeu yaitu Emyr Muhammad Noor. Menurut keterangan yang disampaikan oleh Romli Rimali yang juga salah satu peserta RAK HMI Komisariat Cirendeu mengatakan bahwa, ketua umum definitif tiba-tiba menjadi tidak responsif terhadap keadaan yang sedang dihadapi anggota HMI Komisariat Cirendeu yang hadir ketempat acara RAK. dia sebagai ketum HMI Komisariat Cirendeu juga tidak hadir dalam acara RAK yang diselenggarakan pada tanggal 28 desember 2017, yang mula acara akan dilaksanakan di Aula Himpunan Mahasiswa Banten kemudian dipindah ke perumahan Cempaka putih. Padahal seharusnya ketua umum HMI Komisariat Cirendeu periode 2016-2017 tersebut hadir dalam acara RAK untuk memberikan laporan pertanggungjawaban. Tapi kenyataannya ketum HMI KOMICI periode 2016-2017 tidak hadir dan terlihat abai terhadap situasi yang sedang berlangsung.   


Kegaduhan atau kekisruhan yang terjadi dalam pemililhan ketua umum HMI Komisariat Cirendeu merupakan hal yang sering terjadi. Sebelum-sebelumnya dalam pemilihan ketua umum HMI Komisariat Cirendeu memang sering terjadi kegaduhan. Namun demikian, keadaan yang sekarang terjadi sungguh sangat berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Sebagaimana yang dituturkan oleh Heriyando salah satu peserta yang hadir dalam RAK kemarin tanggal 28 Desember 2017 tersebut mengatakan, keadaan yang kami hadapi kemarin malam sungguh diluar dugaan banyak pihak, apa yang dilakukan oleh panitia pelaksana RAK yang dibentuk pada tanggal 21 Desember 2017 tersebut sungguh diluar akal sehat orang yang mengerti berorganisasi. bagaimana tidak, dalam hasil rapat persiapan RAK pada tanggal 21 desember memutuskan bahwa RAK dilaksanakan pada tanggal 28 desember 2017. Namun apa yang terjadi, pada waktu dan tempat yang telah disepakati tersebut panitia pelaksana menghilang entah kemana. Ketua panitia yaitu saudara Amirullah dan anggota-anggota kepanitiaan yang lain menghilang bak ditelan bumi, Hand phonnya mati tidak ada satupun dari panitia yang dapat dihungi kecuali dua orang yang hadir ketempat acara RAK.


Lanjut Heriyando yang juga pendukung atau Tim Sukses dari bakal Calon ketua umum HMI Komisariat Cirendeu Periode 2017-2018 mengatakan bahwa, kuat dugaan atau patut diduga apa yang dilakukan oleh ketua Panitia pelaksana RAK dan anggotanya merupakan sebuah maneuver untuk memenangkan salah satu calon tertentu. Karena dalam hitung-hitungan kami apabila RAK dilaksanakan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan dalam rapat tanggal 21 desember tersebut maka kami akan keluar menjadi pemenang dalam pemilihan. Melihat kenyataan demikian, ketua panitia yaitu Amirullah dan anggotanya yang kami sangat-sangat ragukan kenetralannya dalam menyelenggarakan RAK ini mencoba melakukan maneuver politik untuk menghindar dari kekalahan. Dan maneuver politik yang dia lakukan sungguh sangat memalukan. Imbunya.


Walaupun berbagai krisis yang dihadapi oleh anggota HMI Komisariat Cirendeu dalam melaksanakan Rapat Anggota Komisariat tersebut, namun pada akhirnya anggota-anggota HMI Komisariat Cirendeu dapat mengakhiri kirisis yang melandanya tersebut dengan tetap melaksanakan RAK dan menghasilkan sebuah keputusan yang valid dan konstitusional.


Dalam hasil Rapat Anggota Komisariat tersebut yang dilaksanaka pada hari kamis tanggal 28 Desember jam 11:00 sampai dengan hari Jum’at tanggal 29 Desember 2017 Jam 05:00 pagi di Perumahan cempaka putih jalan Haji Abdul ghani No 2 RT/RW. 002/002 kel. Cempaka putih ciputat timur tangsel menetapkan Imam Hanafi Abdullah Sebagai ketua umum HMI Komisariat Cirendeu yang ditetapkan secara aklamasi.          


Perbedaan pendapat yang menjadi sebab timbulnya kegaduhan demi kegaduhan dalam setiap penyelenggaraan pemilihan ketua umum HMI Komisariat Cirendeu merupakan bukti bahwa anggota HMI Komisariat Cirendeu sangat cerdasa, dewasa dan demokratis, karena pada akhirnya HMI Komisariat Cirendeu dapat menyelesaikan kekisruhan – kekisruhan yang terjadi tersebut.


Hal demikian senanda dengan apa yang disampaikan oleh ketua umum HMI Komisariat Cirendeu terpilih Imam Hanafi Abddullah, dia mengatakang bahwa kader-kader HMI dididik dan dilatih untuk selalu dapat menyelesaikan berbagai krisis yang dihadapinya, baik krisis yang dihadapi oleh Organisasi khususnya atau krisis yang dihadapi oleh negara pada umumnya. Kader-kader HMI khususnya HMI Komisariat Cirendeu harus bisa menyelesaikan berbagai persoalan sosial yang muncul kepermukaan. Bagi kami terjadinya kekisruhan dalam penyelenggaraan Rapat Anggota Komisariat (RAK) yang agenda pokoknya adalah untuk memilih ketua umum HMI Komisariat Cirendeu adalah hal yang biasa terjadi, dan hal itu baik untuk dijadikan sebagai pelajaran oleh kader-kader HMI. Bahwa inilah potret atau gambaran kecil dari praktek politik praktis yang nantinya setiap anggota HMI akan menghadapinya ketika mereka terjun di masyarakat. Bahwa sabotase, maneuver-manuver, trick dan intrik politik adalah hal yang lumrah dalam rangka meraih tujuan yaitu kekuasaan. Yang terpenting bagi kader-kader HMI khususnya HMI Komisariat Cirendeu, jangan sampai rangka meraih tujuan-tujuannya meninggalkan prinsip-prinsip moralitas agama, etika politik, dan norma-norma sosial karena kita adalah kader-kader yang didik dibawah naungan Himpunan Mahasiswa Islam yang menjungjung tinggi moralitas, etika, dan norma-norma sosial.

Dengan terpilihnya saya sebagai ketua umum HMI Komisariat Cirendeu, saya anggap semua hal yang terjadi berkenaan dengan RAK telah selesai, sekarang saatnya bagi kita untuk merapatkan barisan kembali demi HMI dan cita-cita yang diembannya. Imbuhmya.




Sabtu, 30 Desember 2017
Jurnalis: Burhan
Editor: Hamzah