Muhammadiyah Untuk Negara


SUARA INDEPENDEN.COM- Indonesia adalah negara yang penuh dengan keberagaman, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Selain itu, Indonesia pun memiliki suku, bahasa, adat, pulau, partai politik dan organisasi masyarakat yang begitu membeludak. Beberapa organisasi memiliki peranan masing-masing untuk bangsa indonesia, baik kontribusinya melalui pemikiran maupun totalitas juang,  salah satunya adalah muhammadiyah. Pada sebagian masyarakat awam berpendapat bahwa muhammadiyah adalah salah satu aliran islam baru, dimana sering kita lihat bahwa amalan ibadah yang diikuti oleh majlis tarjih muhammadiyah sering kali tidak sejalan dengan dengan apa yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun, yang demikian adalah konsepsi yang salah.


Muhammadiyah secara etimologi artinya pengikut Nabi Muhammad SAW. Organisasi ini adalah organisasi masyarakat islam yang bersifat non-politik namun tidak melarang anggotanya untuk terjun ke dunia politik. Hal ini tercermin betul pada diri sang pelopor, KH Ahmad Dahlan, beliau juga termasuk anggota Serikat Islam saat itu. Tujuan yang melandasi berdirinya muhammadiyah adalah untuk mengembalikan ajaran islam menjadi islam yang sebenar-benarnya, bukan islam yang terkolaborasi oleh tahayul, bid’ah, khurafat, dan lain sebagainya. Sebagai organisasi islam, muhammadiyah memiliki banyak kontrbusi untuk bangsa, melalui gagasan, material, bahkan totalitas juangnya dalam merebut kemerdekaan dari masa ke masa sejak masa orde lama, masa orde baru, masa reformasi, sampai saat ini.


Salah satu landasan berdirinya muhammadiyah terletak pada kandungan Qs. Al-ma’un, yang menerangkan mengenai jiwa sosial terhadap anak-anak yatim juga masyarakat yang kurang mampu. Hal itu rupanya mampu diwujudkan oleh muhammadiyah pada tahun 1990 melalui pendirian 11.196 masjid dan musholah, 318 panti asuhan, 54 panti jompo, 82 rumah rehabilitasi, 71 sekolah luar biasa, bank syariah untuk membantu pengusaha yang lemah dan organisasi wanita muhammadiyah yang disebut aisiyah. Organisasi ini untuk menghimpun para anggota wanita muhammadiyah untuk menuangkan kreatifitas dan inovasinya dengan tujuan untk berkhidmat pada umat.


Selain di bidang sosial dan eknomi muhammadiyah juga bergerak di bidang kesehatan dan pendidikan. Bahkan, muhammadiyah adalah penyumbang lembaga pendidikan terbanyak di Indonesia dan mampu mengungguli lembaga pendidikan milik pemerintah. Pada tahun 2000 muhammadiyah mampu mendirikan 4.623 TK atau TPQ, 2.252 sekolah dasar, 1.111 sekolah menengah pertama, 1.291 sekolah menengah atas, 67 pondok pesantren, 171 perguruan tinggi, dan 2.119 rumah sakit, rumah bersalin, BKIA, BP, dsb. adapun kontribusi muhammadiyah melalui gagasan dan totalitas juangnya dapat dilihat kepada perjuangan para tokoh ketika awal perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, seperti KH. Mas Mansur, Prof. Kahar Muzakir, Dr. Sukirman Wirjosanjoyo, Buya Hamka, KH. AR Facruddin, Dr. Amin Rais, Dr. Syafi,i Ma’arif, Prof. Dr. Din Syamsuddin dan masih banyak lagi tokoh muhammadiyah lainnya.


Karya besar muhammadiyah yang banyak disumbangkan untuk negri ini, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial hingga bidang kebudayaan tak lain berlandaskan pada nilai-nilai ketulusan dan keikhlasan dalam mendirikan amal usaha muhammadiyah tanpa tujuan-tujuan tertentu selain ibadah. Justru yang terjadi hari ini, negara abai dan melupakan jasa muhammadiyah dan jasa umat islam pada umumnya. Negara lebih banyak berpihak pada kaum minoritas dan melupakan jasa mayoritas yang tidak memiliki pengaruh besar secara ekonomi dan politik.Masyarakat islam saat ini, tengah dikontrol oleh pihak yang berkepentingan mengambil untung dari kondisi yang ada. Masyarakat harusnya lebih cerdas dalam membudayakan sikap hati-hati ketika mendapatkan berita ataupun informasi yang sangat mudah diperoleh melalui media sosial saat ini. Sebab, masih banyak masyarakat yang mereproduksi dan membagikan berita dan informasi yang asal-asul dan kontennya tidak jelas. Berita itu justru menjadi provokasi di tengah-tengah umat.

Ditulis Oleh:
SALMAN FARIS SANI
MAHASISWA ITB AHMAD DAHLAN




Jumat, 17 Juli 2020
Editor: Gerardin Ferrari UNTUK NEGARA