Jokowi Gencar Bangun Infrastruktur, Investasi Luar Jawa Naik 14%

Foto: Presiden Joko Widodo
SUARA INDEPENDEN.COM, JAKARTA- Pemerintah sedang melakukan pemerataan pembangunan di daerah lewat berbagai proyek infrastruktur. Dengan adanya proyek infrastruktur yang tersebar di luar jawa, capaian investasi di luar jawa meningkat 14,2% menjadi Rp 284,1 triliun.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis, mengatakan pada 2016, realisasi di pulau jawa sebesar Rp 328,7 triliun (53,6%) dan capaian investasi di luar pulau jawa sebesar Rp 284,1 triliun (46,4%).

Namun, apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp 248,7 triliun, terjadi kenaikan realisasi investasi di luar pulau jawa sebesar 14,2%.

"Jadi di luar Jawa tumbuhnya 14,2%. Jadi ini hemat saya juga konsekuensi program infrastruktur yang dicanangkan Presiden. Ini cukup stimulatif terhadap investasi swasta yang mengejar proyek di Luar Jawa," ujar Azhar, di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (25/1/2017).

Namun, berdasarkan wilayah, capaian realisasi investasi PMDN dan PMA tertinggi ada di wilayah Jawa. Kemudian disusul Sumatera senilai Rp 117,6 triliun (19,2%), Sulawesi sebesar Rp 51,3 triliun (8,4%), Kalimantan Rp 68,8 triliun (11,2%), Maluku dan Papua Rp 30,7 triliun (5%), serta Bali dan Nusa Tenggara Rp 15,7 triliun (2,6%).

Sedangkan berdasarkan 5 sektor capaian realisasi paling banyak investasi dalam negeri berada di sektor industri makanan Rp 32 triliun. Kedua, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi Rp 30,1 triliun.

Ketiga, transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp 26,8 triliun. Keempat listrik, gas, dan air Rp 22,8 triliun. Kelima sektor tanaman pangan dan perkebunan Rp 21 triliun.

"Apabila semua sektor industri digabung, terlihat industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar Rp 106,8 triliun atau 49,% dari total PMDN," ujar Azhar.

Sementara itu, realisasi berdasarkan penanaman modal asing 5 sektor terbesar adalah industri logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronik senilai US$ 3,9 miliar. Kedua ndustri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi US$ 2,9 miliar.

Ketiga industri kertas, barang dari kertas dan percetakan US$ 2,8 miliar. Keempat industri alat angkutan, transportasi lainnya senilai US$ 2,4 miliar.

"Apabila seluruh sektor industri digabung maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar US$ 16,7 miliar atau 57,6% dari total PMA," ujarnya.


Rabu, Januari 2017
Jurnalis: Suharno
Editor: Ginanda